Friday, March 11, 2016

Manusia dan Kesusastraan

   Kesusastraan berasal dari kata “sastra” yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Keindahan dalam sastra memiliki makna yang sangat luas. Tidak hanya mencakup pengertian-pengertian lahiriah, melainkan juga pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah.
    Karya sastra yang indah bukan hanya dilihat dari bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama. Ia harus pula dilihat secara keseluruhan, mulai dari tema, amanat, hingga pada strukturnya. Sebuah karya sastra bersumber dari kenyataan-kenyataan yang hidup di dalam masyarakat (realitas-objektif). Akan tetapi karya sastra bukanlah hanya pengungkapan realitas objektif itu saja. Di dalamnya diungkapkan pula nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung dari sekedar realitas objektif. Karya sastra bukanlah semata tiruan dari alam atau tiruan dari kehidupan akan tetapi ia merupakan penafsiran-penafsiran tentang alam dan kehidupan itu. Jadi, kesustraan merupakan ungkapan ekspresi imajinatif yang menggambarkan tentang kehidupan manusia dengan menggunakan bahasa sebagai media yang dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan manusia.
   Salah satu jenis sastra adalah prosa. Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Jenis-jenis Prosa terbagi menjadi prosa lama dan prosa baru. Prosa lama terdiri dari dongeng, hikayat, sejarah, dan epos. Prosa baru terdiri dari cerpen, novel, biografi, kisah, dan otobiografi.
Berikut ini adalah salah satu contoh dari prosa yaitu biografi.

Ki Hajar Dewantara


Nama Asli     : 
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Lahir               : 
Yogyakarta, 2 Mei 1889
Wafat             : 
Yogyakarta, 26 April 1959
Makam         : 
Wijayabrata, Yogyakarta

Bersama-sama dengan E.F.E. Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara adalah pendiri Indische Partij tahun 1912 (“Tiga Serangkai”).

Pada tahun 1913 Tiga Serangkai ditangkap dan diasingkan ke Belanda. Semula Douwes Dekker dibuang ke Kupang, Tjipto Mangoenkoesoemo dibuang ke Banda Neira(Maluku), dan Ki Hajar Dewantara dibuang ke Pulau Bangka. Namun, atas permintaan mereka sendiri mereka diasingkan ke Belanda.

Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa. Dia melihat bahwa pergerakan politik saja tidak cukup untuk menghapus kolonialisme. Lewat taman siswa inilah dikenal metode dan konsep pendidikan nasional, yaitu konsep Among Sistem (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani).

Untuk menghormati jasanya dibidang pendidikan, pada tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Selain itu, ia juga diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Selain di dunia pendidikan, dia juga merintis penerbitan majalah Hindia Poetra. Dan berjuang melalui tulisannya yang amat tajam menentang pemerintah kolonial. 

Berdasarkan SK Presiden RI No. 305/1959, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.


 Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra
http://latifablue.blogspot.co.id/2014/01/biografi-singkat-ki-hajar-dewantara.html
http://nesaci.com/pengertian-kesusastraan-dan-jenis-jenis-kesusastraan/
https://ciptadestiara.wordpress.com/category/hubungan-ibd-dengan-prodsa/

No comments:

Post a Comment