Manusia dan Kesusastraan
Kesusastraan
berasal dari kata “sastra” yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran".
Dalam bahasa Indonesia kata
ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah
jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Keindahan dalam sastra memiliki
makna yang sangat luas. Tidak hanya mencakup pengertian-pengertian lahiriah,
melainkan juga pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah.
Karya sastra yang indah bukan hanya
dilihat dari bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama. Ia
harus pula dilihat secara keseluruhan, mulai dari tema, amanat, hingga pada strukturnya. Sebuah karya sastra bersumber dari kenyataan-kenyataan yang
hidup di dalam masyarakat (realitas-objektif). Akan tetapi karya sastra bukanlah hanya pengungkapan realitas
objektif itu saja. Di dalamnya diungkapkan pula nilai-nilai yang lebih tinggi
dan lebih agung dari sekedar realitas objektif. Karya sastra bukanlah semata tiruan dari alam atau tiruan
dari kehidupan akan tetapi ia merupakan penafsiran-penafsiran
tentang alam dan kehidupan itu. Jadi, kesustraan merupakan ungkapan ekspresi
imajinatif yang menggambarkan tentang kehidupan manusia dengan menggunakan
bahasa sebagai media yang dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan
manusia.
Salah satu jenis sastra adalah prosa. Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan
dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta
bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari
bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat
digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta
berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan
prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas
tanpa aturan apa pun. Jenis-jenis Prosa terbagi menjadi prosa lama dan prosa baru. Prosa lama terdiri dari dongeng, hikayat, sejarah, dan epos. Prosa baru terdiri dari cerpen, novel, biografi, kisah, dan otobiografi.
Berikut ini adalah salah satu contoh dari prosa yaitu biografi.
Ki Hajar
Dewantara
Nama Asli :
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Lahir :
Yogyakarta,
2 Mei 1889
Wafat :
Yogyakarta,
26 April 1959
Makam :
Wijayabrata,
Yogyakarta
Bersama-sama
dengan E.F.E. Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara
adalah pendiri Indische Partij tahun 1912 (“Tiga Serangkai”).
Pada
tahun 1913 Tiga Serangkai ditangkap dan diasingkan ke Belanda. Semula Douwes
Dekker dibuang ke Kupang, Tjipto Mangoenkoesoemo dibuang ke Banda
Neira(Maluku), dan Ki Hajar Dewantara dibuang ke Pulau Bangka. Namun, atas
permintaan mereka sendiri mereka diasingkan ke Belanda.
Pada
tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa. Dia melihat
bahwa pergerakan politik saja tidak cukup untuk menghapus kolonialisme. Lewat
taman siswa inilah dikenal metode dan konsep pendidikan nasional, yaitu konsep
Among Sistem (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani).
Untuk
menghormati jasanya dibidang pendidikan, pada tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai
Hari Pendidikan Nasional. Selain itu, ia juga diberi gelar sebagai Bapak
Pendidikan Nasional. Selain di dunia pendidikan, dia juga merintis penerbitan
majalah Hindia Poetra. Dan berjuang melalui tulisannya yang amat
tajam menentang pemerintah kolonial.
Berdasarkan
SK Presiden RI No. 305/1959, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Pahlawan
Kemerdekaan Nasional.
No comments:
Post a Comment